Tahukah kenapa canda tawa bisa mengurai air mata? Ya,
mungkin karena canda tawa itu kini hanya menjelma kenangan yang ingin segera
dilupakan. Sakit? Memang. Aku pun begitu.
Mungkin menurutmu aku bahagia karena sungguh akulah yang
mencipata setiap luka itu. Tapi tahukah kamu? Sakit yang kurasa lebih dari yang
kau rasa. Aku cinta, kemudian aku sendiri yang harus menyakiti. Aku sayang,
kemudian aku yang menghilang. Menangisi kenangan, itu yang kulakukan setelah
perpisahan.
Kini? Aku masih mengurai luka. Hanya saja mungkin aku kini
telah kebal dengan segala hantaman berbentuk kenangan. Aku hanya menertawai
betapa kejamnya aku. Betapa kekanak-kanakannya aku. Betapa emosinya aku. Betapa
aku mencintaimu :’)
Sudahlah. Saatnya kau mengejar mimpi yang tetunda. Bangkit!
Semangat! Tinggalkan segala hal yang membuatmu menghentikan langkah, termasuk
aku. Jika aku hanya membuatmu diam tak beranjak. Move! –itu katamu, bukan?
Biarkan semua berlalu dengan apa adanya. Toh pada akhirnya waktu yang
akan menyembuhkan lukamu. Yakin saja ada rahasia terbaik yang tengah disiapkan
untukmu.
Kuingin..., ah sudahlah jangan bicara keinginanku. Mungkin
kau juga lelah mendengarkan segala inginku. Hehehe
Sekarang lakukan saja apa yang membuatmu bahagia. Kau guru
terbaik yang pernah kutemui. Mengajarkan keberanian menghadapi hidup. Terima
kasih. Semoga aku pun sama sepertimu, menyisakan kebaikan.
aamiin, ika lama nggak kesini ih hehe
BalasHapusEmang udah lama gak posting :p
Hapussukaaaaa banget....
BalasHapus===================================
Pecinta Bola Gabung di Sini